Tari topeng indramayu berasal dari tradisi di lingkungan
Istana Kacirebonan sebagai acara kerajaan, misalnya penyambutan tamu raja.
Lama-kelamaan, tari ini diminati masyarakat di luar keraton sampai menyebar ke
tanah Indramayu.
Tari istana lantas berubah fungsi menjadi tari rakyat.
Sekalipun antara Keraton Cirebon dan tradisi Indramayu bertopeng sama, bentuk
dan tokohnya, namun gaya dan gerak tarinya sangat berbeda.
Tari Topeng dibawakan oleh Mimi Rasinah, maestro tari
topeng asal Indramayu salah satu pelestari Tari Topeng Indramayu adalah Sanggar
Tari Topeng Mimi Rasinah. Atas kearifan Toto Amsar Suanda seni tradisi Indramayu
ini pada tahun 1994 mengarungi Asia dan Eropa.
Keunikan dari seni tari ini bukan menjadi sekadar pertunjukan, namun sebuah kesenian yang memerlukan keyakinan dan penghayatan.
Keunikan dari seni tari ini bukan menjadi sekadar pertunjukan, namun sebuah kesenian yang memerlukan keyakinan dan penghayatan.
Topeng sebagai salah
satu genre produk seni budaya Cirebon merupakan identitas global atau payung
besar gaya atas sub-sub gaya yang bersifat lokal. Setiap desa dan kelompok
dalang seni topeng memiliki gaya penampilan khasnya. Para pelaku budaya
Indramayu yang sering dianggap sebagai bagian dari insan kultural Cirebon
cenderung merasa memiliki identitasnya tersendiri. Mereka menyatakan sebagai
Wong Dermayu dengan segala produk seni budayanya yang mendapatkan label
Dermayu. Label pengukuhan pendapat bahwa mereka yang bukan Wong Cirebon, Wong
Jawa, Wong Sunda, dan lainnya mencitrakan pertunjukan topeng Indramayu yang
lazim disebut " Topeng Dermayon ".
Perbedaan gaya di dalam
Tari Topeng Indramayu tidak tampak jelas di mata orang-orang awam. Pengertian
lain, Tari Topeng Indramayu memiliki kekhasan tersendiri, apabila dibandingkan
dengan pertunjukan tari toipeng dari daerah Cirebon lainnya, seperti: Slangit,
Palimanan, atau Cibeber. Hal ini dapat disaksikan melalui pertunjnukan Tari
Topeng Indramayu yang terdiri dari serangkaian tari topeng, yakni:
1. Topeng Panji
Topeng Panji adalah tarian yang disajikan di awal pertunjukan
dengan karakter penari yang sangat lembut. Motif gerak penarinya sederhana
dengan irama yang sangat lembut pula. Kaki penari tidak pernah diangkat dari
lantai. Apabila akan mengubah arah hadap, gerak penari tidak mengangkat telapak
kaki dari lantai seperti gerak seser dalam tarian Jawa.
Ukuran kualitas di dalam memeragakan tari Topeng Panji, yakni
ketika penonton nyaris tidak menyadari kapan penari mengubah posisi hadap serta
posisi dasi yang dikenakannya. Jikalau dasi tampak longgar dan tidak menempel
rapi menandakan penari belum mampu mengatur kelembutan napasnya.
Ukuran kepantasan kepiawaian penari Topeng Panji, jika
ada penonton yang tanpa sadar menangis (terharu) ketika menyaksikannya menari.
Selain itu, ukuran kepantasan penari Topeng Panji manakala memeragakan tarian tersebut
benar-benar lembut dan tanpa ekspresi. Penari yang mampu mencapai tingkat
kepiawaian di dalam memeragakan tarian tersebut akan menyerupai mayat yang
menari.
Sebelum memeragakan tari Topeng Panji, beberapa dalang sepuh
mengikuti adat yakni melakukan ritual khusus demi keselamatan dan keberhasilan
pertunjukan, misal berpuasa mutih. Selain, ritual tersebut dimaksudkan agar
penari dalam kondisi badan serta pikiran rileks, dan tidak mengeluarkan banyak
keringat.
Tidak banyak penari yang memelajari tari Topeng Panji.
Disebabkan tarian tersebut biasanya menelan durasi waktu delapan puluh mennit
dan dimainkan di panggung hajatan yang mengharuskan persyaratan fisik cukup
kuat dalam posisi pasangan (kuda-kuda). Selain, tarian tersebut sangat
monoton dan membosankan bagi penonton. Dikarenakan motif gerak tariannya sangat
sederhana dan berirama lembut, penampilan penarinya lebih impresif hingga terkesan kurang komunikatif dengan
pentonton.
Kedok tari Topeng Panji berwarna putih dengan mulut sedikit
terbuka dan seolah tersenyum, mata sipit, dan tanpa hiasan rambut. Jenis tarian
yang terkesan lembut dan bersih hati ini melukiskan kebenaran, sebagaimana
disimbolkan melalui garis lurus serupa aksara alif. Sementara, iringan tari Topeng
Panji adalah gending Kembang Sungssang yang memiliki dinamika tertentu
yakni dodoan (lembut) dan deder (cepat). Tidak ada nama tokoh
pasti dari karakter yang digambarkan tdak berhubungan dengan jalan cerita.
2. Tari Topeng Pamindo
Topeng Pamindo merupakan jenis tari topeng yang berkarakter ganjen
(riang) tersebut memiliki analopgi dengan sifat kanak-kanak. Gerak tariannya
sangat variatif, terutama pada bagian tengah dan akhir ketika iringan bertempo
semakin cepat.
Kedok tari Topeng Pamindo berwarna putih kekuningan dengan rona
wajah ceria. Keseluruhan tari Topeng Pamindo menceritakan keceriaan
yang ditampilkan melalui bentuk mulut kedok setengah terbuka hingga sederetan giginya
tampak. Bentuk mata kedok bagian atas setengah melingkar. Di sekitar tepi
kening kedok, terdapat ukiran rambut dengan hiasan kembang pilis.
3. Tari Topeng Rumyang
Tari Topeng Romyang di iringi lagu Rumyang. Kedok tarian ini
berwarna putih kecoklatan dan tanpa dihiasai rambut. Karakter tari yang
ditampilkan di antara tari Topeng Panji dan Topeng Pamindo ini memiliki
gambaran polos. Karakter yang tersirat pada tarian tersebut adalah ceria.
Keceriaan ini digambarkan dengan mulut kedok tidak tertutup, bentuk matanya
sipit dan cenderung datar, serta alis yang seolah diangkat menyerupai bentuk
gunung.
4. Tari Topeng Tumenggung
Tari Topeng Tumenggung biasanya ditampilkan dalam pertunjukan
lepas. Pada tarian ini digambarkan tokoh Tumenggung Magangdiraja yang diutus Raja
Bawarna untuk menangkap Jingga Anom, seorang tumenggung dari Jongjola.
Kedok yang dikenakan oleh penari (tokoh) Tumenggung berwarna merah dengan
karakter gagah, muka berbentuk lebar dengan mata bulat dan melotot. Kesan gagah
ditampilkan dengan kumis lebat serta jenggot di bawah mulut. Karakter tari
Topeng Tumenggung adalah gagah dengan gerak kuat di dalam ruang yang luas.
5. Tari Topeng Klana Wringut
Tari Topeng Klana Wringut biasanya diminati anak-anak dan
ibu-ibu. Kedok Klana Wringut berwarna merah tua dengan ekspresi garang. Hidung
mancung panjang. Kedok tersebut menggambarkan karakter raja saat melakukan
dinas kerajaan. Demi menjaga kewibawaannya, penari tampak tegas, kejam, dan
disiplin.
6. Tari Topeng Klana Udeng
Ciri tari Topeng Klana Udeng, kedok berkarakter drodos
dengan bentuk hidung mancung panjang dan mendongak ke atas. Gambaran yang
ditampilkan adalah sifat seorang di balik layar dengan perilaku kurang
terkendali. Meskipun ia adalah raja, kedok drodos menggambarkan
kegilaan serta sikap kurang kontrol dari seorang raja yang tengah kasmaran.
Gerak tarian sangat ekspresif dengan tekanan-tekanan gerak yang kuat. Kaki
penari acapkali diangkat kemudian menginjak kotak atau tepi kendang. Pasangan
(kuda-kuda) cukup lebar dengan salah satu kaki di depan serta gelengan
kepala yang ekspresif hingga mengesankan kekokohan keseluruhan gerak.
Jenis tarian Topeng Klana Udeng dimulai dengan dodoan,
lalu unggah tengah (cepat atau naik), dan semakin deder
(cepat). Pada tarian yang dikemas lebih cepat (10-15 menit) itu, dodoan
tidak ditarikan. Hanya bagian tengah sebelum ngrasuk (mengenakan)
kedok, irama menjadi dinamis dan semakin kaya gerakan. Puncak tari Topeng
Klana Udeng yakni pada saat irama
semakin cepat dan penari sudah mengenakan kedok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar