Kamis, 02 Januari 2020

Tari Topeng Indramayu


Tari topeng indramayu berasal dari tradisi di lingkungan Istana Kacirebonan sebagai acara kerajaan, misalnya penyambutan tamu raja. Lama-kelamaan, tari ini diminati masyarakat di luar keraton sampai menyebar ke tanah Indramayu.
Tari istana lantas berubah fungsi menjadi tari rakyat. Sekalipun antara Keraton Cirebon dan tradisi Indramayu bertopeng sama, bentuk dan tokohnya, namun gaya dan gerak tarinya sangat berbeda.
Tari Topeng dibawakan oleh Mimi Rasinah, maestro tari topeng asal Indramayu salah satu pelestari Tari Topeng Indramayu adalah Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah. Atas kearifan Toto Amsar Suanda seni tradisi Indramayu ini pada tahun 1994 mengarungi Asia dan Eropa.
Keunikan dari seni tari ini bukan menjadi sekadar pertunjukan, namun sebuah kesenian yang memerlukan keyakinan dan penghayatan.
Topeng sebagai salah satu genre produk seni budaya Cirebon merupakan identitas global atau payung besar gaya atas sub-sub gaya yang bersifat lokal. Setiap desa dan kelompok dalang seni topeng memiliki gaya penampilan khasnya. Para pelaku budaya Indramayu yang sering dianggap sebagai bagian dari insan kultural Cirebon cenderung merasa memiliki identitasnya tersendiri. Mereka menyatakan sebagai Wong Dermayu dengan segala produk seni budayanya yang mendapatkan label Dermayu. Label pengukuhan pendapat bahwa mereka yang bukan Wong Cirebon, Wong Jawa, Wong Sunda, dan lainnya mencitrakan pertunjukan topeng Indramayu yang lazim disebut " Topeng Dermayon ".
Perbedaan gaya di dalam Tari Topeng Indramayu tidak tampak jelas di mata orang-orang awam. Pengertian lain, Tari Topeng Indramayu memiliki kekhasan tersendiri, apabila dibandingkan dengan pertunjukan tari toipeng dari daerah Cirebon lainnya, seperti: Slangit, Palimanan, atau Cibeber. Hal ini dapat disaksikan melalui pertunjnukan Tari Topeng Indramayu yang terdiri dari serangkaian tari topeng, yakni:
1.      Topeng Panji
Topeng Panji adalah tarian yang disajikan di awal pertunjukan dengan karakter penari yang sangat lembut. Motif gerak penarinya sederhana dengan irama yang sangat lembut pula. Kaki penari tidak pernah diangkat dari lantai. Apabila akan mengubah arah hadap, gerak penari tidak mengangkat telapak kaki dari lantai seperti gerak seser dalam tarian Jawa.
Ukuran kualitas di dalam memeragakan tari Topeng Panji, yakni ketika penonton nyaris tidak menyadari kapan penari mengubah posisi hadap serta posisi dasi yang dikenakannya. Jikalau dasi tampak longgar dan tidak menempel rapi menandakan penari belum mampu mengatur kelembutan napasnya.
Ukuran kepantasan kepiawaian penari Topeng Panji, jika ada penonton yang tanpa sadar menangis (terharu) ketika menyaksikannya menari. Selain itu, ukuran kepantasan penari Topeng Panji  manakala memeragakan tarian tersebut benar-benar lembut dan tanpa ekspresi. Penari yang mampu mencapai tingkat kepiawaian di dalam memeragakan tarian tersebut akan menyerupai mayat yang menari.
Sebelum memeragakan tari Topeng Panji, beberapa dalang sepuh mengikuti adat yakni melakukan ritual khusus demi keselamatan dan keberhasilan pertunjukan, misal berpuasa mutih. Selain, ritual tersebut dimaksudkan agar penari dalam kondisi badan serta pikiran rileks, dan tidak mengeluarkan banyak keringat.
Tidak banyak penari yang memelajari tari Topeng Panji. Disebabkan tarian tersebut biasanya menelan durasi waktu delapan puluh mennit dan dimainkan di panggung hajatan yang mengharuskan persyaratan fisik cukup kuat dalam posisi pasangan (kuda-kuda). Selain, tarian tersebut sangat monoton dan membosankan bagi penonton. Dikarenakan motif gerak tariannya sangat sederhana dan berirama lembut, penampilan penarinya lebih impresif  hingga terkesan kurang komunikatif dengan pentonton.
Kedok tari Topeng Panji berwarna putih dengan mulut sedikit terbuka dan seolah tersenyum, mata sipit, dan tanpa hiasan rambut. Jenis tarian yang terkesan lembut dan bersih hati ini melukiskan kebenaran, sebagaimana disimbolkan melalui garis lurus serupa aksara alif. Sementara, iringan tari Topeng Panji adalah gending Kembang Sungssang yang memiliki dinamika tertentu yakni dodoan (lembut) dan deder (cepat). Tidak ada nama tokoh pasti dari karakter yang digambarkan tdak berhubungan dengan jalan cerita.
2.      Tari Topeng Pamindo
Topeng Pamindo merupakan jenis tari topeng yang berkarakter ganjen (riang) tersebut memiliki analopgi dengan sifat kanak-kanak. Gerak tariannya sangat variatif, terutama pada bagian tengah dan akhir ketika iringan bertempo semakin cepat.
Kedok tari Topeng Pamindo berwarna putih kekuningan dengan rona wajah ceria. Keseluruhan tari Topeng Pamindo menceritakan keceriaan yang ditampilkan melalui bentuk mulut kedok setengah terbuka hingga sederetan giginya tampak. Bentuk mata kedok bagian atas setengah melingkar. Di sekitar tepi kening kedok, terdapat ukiran rambut dengan hiasan kembang pilis.
3.      Tari Topeng Rumyang
Tari Topeng Romyang di iringi lagu Rumyang. Kedok tarian ini berwarna putih kecoklatan dan tanpa dihiasai rambut. Karakter tari yang ditampilkan di antara tari Topeng Panji dan Topeng Pamindo ini memiliki gambaran polos. Karakter yang tersirat pada tarian tersebut adalah ceria. Keceriaan ini digambarkan dengan mulut kedok tidak tertutup, bentuk matanya sipit dan cenderung datar, serta alis yang seolah diangkat menyerupai bentuk gunung.
4.      Tari Topeng Tumenggung
Tari Topeng Tumenggung biasanya ditampilkan dalam pertunjukan lepas. Pada tarian ini digambarkan tokoh Tumenggung Magangdiraja yang diutus Raja Bawarna untuk menangkap Jingga Anom, seorang tumenggung dari Jongjola.
Kedok yang dikenakan oleh penari (tokoh) Tumenggung berwarna merah dengan karakter gagah, muka berbentuk lebar dengan mata bulat dan melotot. Kesan gagah ditampilkan dengan kumis lebat serta jenggot di bawah mulut. Karakter tari Topeng Tumenggung adalah gagah dengan gerak kuat di dalam ruang yang luas.
5.      Tari Topeng Klana Wringut
Tari Topeng Klana Wringut biasanya diminati anak-anak dan ibu-ibu. Kedok Klana Wringut berwarna merah tua dengan ekspresi garang. Hidung mancung panjang. Kedok tersebut menggambarkan karakter raja saat melakukan dinas kerajaan. Demi menjaga kewibawaannya, penari tampak tegas, kejam, dan disiplin.
6.      Tari Topeng Klana Udeng
Ciri tari Topeng Klana Udeng, kedok berkarakter drodos dengan bentuk hidung mancung panjang dan mendongak ke atas. Gambaran yang ditampilkan adalah sifat seorang di balik layar dengan perilaku kurang terkendali. Meskipun ia adalah raja, kedok drodos menggambarkan kegilaan serta sikap kurang kontrol dari seorang raja yang tengah kasmaran. Gerak tarian sangat ekspresif dengan tekanan-tekanan gerak yang kuat. Kaki penari acapkali diangkat kemudian menginjak kotak atau tepi kendang. Pasangan (kuda-kuda) cukup lebar dengan salah satu kaki di depan serta gelengan kepala yang ekspresif hingga mengesankan kekokohan keseluruhan gerak.
Jenis tarian Topeng Klana Udeng dimulai dengan dodoan, lalu unggah tengah (cepat atau naik), dan semakin deder (cepat). Pada tarian yang dikemas lebih cepat (10-15 menit) itu, dodoan tidak ditarikan. Hanya bagian tengah sebelum ngrasuk (mengenakan) kedok, irama menjadi dinamis dan semakin kaya gerakan. Puncak tari Topeng Klana Udeng  yakni pada saat irama semakin cepat dan penari sudah mengenakan kedok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Visit Us

https://senzeyizal.blogspot.com/