1. TARI TOPENG PANJI
Asal Usul Cerita Topeng Panji
Panji berasal dari kata siji (satu, atau pertama), mapan sing siji (percaya kepada Yang Satu). Gerak tarinya senantiasa kecil dan lembut, minimalis dan lebih banyak diam. Kata Mutinah (dalang topeng asal Gegesik, Cirebon), menarikan topeng Panji itu kaya wong urip tapi mati, mati tapi urip. Ungkapan tersebut adalah untuk menjelaskan, bahwa topeng Panji itu memang tidak banyak gerak, seperti orang yang mati tapi hidup, hidup tapi mati.
Tari topeng panji ini menggambarkan turunan dari kisah asrama Panji dan Dewi sekartaji yang pada umumnya berkembang di Jawa. Pada dasarnya, Panji adalah sekumpulan cerita pada masa Hindu – Budha di Jawa tengah yang berkisar asrama panji Asmorobangun dengan Dewi Seakrtaji tersebut. Nah, itulah yang menjadi asal muasal dari tari topeng panji tersebut.
Topeng Panji juga menggambarkan kesucian manusia yang baru lahir. Kedoknya berwarna putih, mata liyep, pandangan merunduk dan senyum kulum. Raut wajahnya menunjukan seorang yang alim, tuturkata lemah lembut dan gerakan yang halus. Dalam Topeng Cirebon, Panji ditampilkan dalam sajian karakter halus seperti halnya tokoh Arjuna dalam cerita wayang. Menggambarkan seseorang yang berbudi luhur, penuh kesabaran dan tahan atas segala godaan. Ini tercermin dari iringan musik yang bertolak belakang dengan tariannya.
Makna Dibalik Topeng Panji
Tarian Panji sebagai pahlawan budaya Jawa ini, memakai topeng atau kedok. Hal ini merupakan kesatuan dua konsep religi lama dan Hindu. Adapun Topeng Panji tersebut merupakan simbol kehadiran roh raja atau dewa yang menjelma dalam diri sang raja, yang sesusai dengan mitos panji yang selalu menyamar selama pengemabaraan yang sedang mencari kekasihnya.
Dibalik itu, Candrakirana juga yang menyamar untuk menyembunyikan dirinya yang asli sebelum nantinya bertemun dengan Panji. Namun waktu telah mempertemukan mereka sehingga mereka bisa menikah dibawah terang bulan.
Fungsi Tari Topeng Panji
Adapun tari topeng panji ini digunakan untuk menghadirkan kekuatan semesta – semesta yang paradoksal. Dengan tarian ini, maka asas – asas paradoksal tersebut kelaki – lakian dan keperempuanan akan dihadirkan. Selain itu, dewa pencipta itu sendiri akan hadir lewat mitos dan juga lambing panji ini.
Panji tersebut adalah paradoks itu sendiri. Ia sendiri bersifat laki laki dan juga bersifat perempuan bak seperti matahari dan juga bulan. Ia juga digambarkan seperti siang dan malam, langit dan tanah, ia juga kasar dan halus, ia juga nampak dan tidak nampak, ia hidup dan mati, ia masa lampau dan masa datang, waktu dan ruang sendiri adalah paradoks dalam diri dewa ini.
Oleh karena itulah, cerita topeng Panji ini masih dinaggap mistis hingga sekarang ini. Gerakan tari topeng panji ini cenderung pelan dan lembut dan lebih banyak diam. Hal ini bertujuan untuk roh yang diundang agar masuk ke penarinya.
2. TARI TOPENG SAMBA ATAU PAMINDO
Asal Usul Cerita Topeng Samba
Samba berasal dari kata sambang atau saban yang artinya setiap.Maknanya bahwa setiap waktu kita di wajibkan menjalankan perintahnya . Di duakalikan (di pindoni ), maknanya bahwa di samping mengerjakan perintahnya kita jugaperlu mengerjakn hal-hal yang sunah. Karakter Topeng Samba Menggambarkan fase ketika manusia mulai memasuki dunia kanak-kanak, digambarkan dengan gerakan yang luwes, lincah dan lucu.
Karakter tari topeng tersebut adalah genit atau ganjen (bhs. Jw. Cirebon), sama dengan karakter tokoh Samba dalam cerita wayang Purwa. Oleh sebab itu, tari ini juga sering disebut dengan topeng Samba. Gerakannya gesit dan menggambarkan seseorang yang tengah beranjak dewasa, periang, dan penuh suka cita. Itulah sebabnya, mengapa gerakan tari topeng ini seperti kesusu (terburu-buru), mirip dengan perilaku dan kehidupan seorang anak muda.
Makna topeng
Samba
Samba / Pamindho menggambarkan birahi ,karena setelah memilikisesuatu yang di inginkan kepada orang lain selalu ingin mempertunjukan apa yang telah dimilikinya ,bahwa hal itu menjadi pula sebagian kepentingan orang lain tari topeng samba adalah jenis tarian yang menggambarkan sifat manusia yang masih anak anak penuh kebahagian dan kelincahan.dalam gerakan tarianya sangat luwes,serta lucu, samba juga bersaal kata dari saban yang artinya bahwa setiap tindakan harus melaksanakany perintah-Nya dan mennjauhi larangaa-Nya.
2. TARI TOPENG RUMYANG
Asal Usul Cerita Tari Topeng Rumyang
Di kalangan dalang topeng Cirebon, kata Rumyang dianggap berasal dari kata ramyang-ramyang, yang artinya mulai terang, yakni suatu perubahan alam dari malam hari ke siang hari, atau sebaliknya. Ramyang-ramyang identik dengan suasana carangcang tihang (Sunda) yakni saat fajar mulai menyingsing. Rumyang (Menggambarkan kehidupan seorang remaja pada masa akil baligh).
Makna Tari Topeng Rumyang
Kedok topeng Rumyang sewanda dengan Pamindo, namun tanpa hiasan rambut. Seperti juga kedok Pamindo, di tengah-tengah dahinya terdapat hiasan rerengu atau rengu batuk mimi, yang disambung dengan hiasan pilis yang melingkar di kedua sisi pipi sampai ke bagian pipi bawah. Warna kedoknya merah jambu, namun ada juga yang berwarna coklat muda. Karakter kedoknya sama dengan kedok Pamindo, yakni genit, lincah, atau ganjen. Jika disejajarkan dengan karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok ini sama dengan Dipatikarna.
Raut wajahnya membersitkan keceriaan, dan hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang senantiasa menyiratkan seseorang dengan senyuman manisnya. Dalam struktur pertunjukan topeng Cirebon, kedok ini ditarikan pada bagian ketiga sebagai kelanjutan dari topeng Pamindo, namun ada pula yang ditarikan paling akhir. Tari topeng Rumyang berasal dari kata ramyang-ramyang yang artinya mulai terang. Tari ini menggambarkan seseorang yang mulai dewasa dan tahu arti kehidupan. Gerakan tarinya lincah dan riang. Kedoknya berwarna merah muda atau jingga sebagai lambing peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Iringan lagu rumyang atau kembang kapas atau buncis. Penarinya memakai pakaian berwarna merah muda atau jingga dan memakai kain lancar gelar. Tarian ini mempunyai makna menyucikan diri demi keselamatan kita.
Tari Topeng Temenggung merupakan salah satu dari lima tari topeng Cirebon, selain Tari Topeng Panji, Tari Topeng Samba, Tari Topeng Rumyang, dan Tari Topeng Kelana. Kelima tari topeng Cirebon tersebut memiliki karakter dan unsur yang berbeda-beda saat dipentaskan.
Khusus Tari Temenggung, tari ini menceritakan sebuah ksatria yang gagah berani berperang melawan angkara murka. Sosok ksatria tersebut disimbolkan oleh Temenggung, yaitu seorang Adipati dari Magadiraja yang berjiwa pemberani, dihadapkan oleh sang perusuh yang bernama Jinggaanom.
Dalam gerakan Tari Temenggung, tubuh sang penari terlihat tegap juga elegan. Ini melambangkan sang penari tengah menjadi ksatria yang gagah dan tangkas. Gerakan punggung dan tangan sangat tegas, memperlihatkan tarian ini adalah tarian yang melambangkan seorang ksatria. Walaupun melambangkan ksatria yang gagah, namun tidak jarang tari ini di bawakan oleh kaum wanita.
Tari Topeng Tumenggung diiringi oleh musik gamelan yang dipadukan dengan gendang. Sementara lagu yang biasa digunakan untuk mengiringi pementasan adalah lagu temenggungan, barendodoan, dan barenkering. Tari tradisional Cirebon ini biasa dipentaskan baik secara perorangan maupun kelompok.
Makna Dari Tari Topeng Temenggung
Tari Topeng Tumenggung, melambangkan kehidupan manusia yang sudah menemukan jati dirinya dan sudah dapat membedakan sifat yang baik dan buruk, dan mempunyai prinsip. Tari Topeng Tumenggung menggambarkan Manusia yang berkuasa atas dirinya sendiri, tidak ada larangan dari siapapun terkecuali dari dalam dirinya yang berasal dari kesadaran sepiritual berupa etika dan agama. filsafat kehidupan yang menggambarkan sisi lain dari diri setiap manusia.
Pakaian serba hitam, mengikuti iringan lagu gamelan menjadi sebuah persembahan penari di daerah Cirebon, Jawa Barat. Mengenakan celana sebatas lutut dan penutup kepala atau yang disebut sobra sebagai hiasan yang melekat di kepala. Topeng merah dengan kumis tebal memperlihatkan karakter yang gagah juga berwibawa. Itulah kira-kira gambaran tari Topeng Temenggung, sebuah tari yang menceritakan ksatria berjiwa arif juga budiman.
5.
TARI TOPENG KELANA
Tari Topeng Cirebon merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Cirebon, termasuk Indramayu, Losari, Jatibarang, dan Brebes. Tarian ini salah satu tarian di tatar Parahyangan. Di Cirebon, tari topeng ini banyak sekali jenisnya, dalam hal gerakan ataupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng akan dimainkan oleh satu penari tarian tunggal, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa penari.
Salah satu dari jenis tari topeng yang berasal dari Cirebon adalah Tari Topeng Klana. Tarian topeng klana ini merupakan semacam bagian lain dari tari topeng cirebon lainnya yaitu seperti Tari Topeng Kencana Wungu. Adakalanya kedua tari Topeng ini disajikan secara bersama-sama dan biasa disebut dengan Tari Topeng Klana Kencana Wungu.
Makna dari Tari Topeng Kelana
Tari Topeng Klana ini merupakan rangkaian gerakan tari yang menceritakan sang Prabu Minakjingga (Klana) yang tergila-gila pada kecantikan dari sang Ratu Kencana Wungu, sampai kemudian berusaha mendapatkan pujaan hatinya. Akan tetapi upaya pengejarannya tidak mendapat hasil. Kemarahan yang tidak bisa lagi disembunyikannya kemudian membeberkan segala tabiat buruknya.
Pada dasarnya, bentuk serta warna topeng akan mewakili karakter atau watak dari tokoh yang dimainkan. Klana, dengan topeng dan busana yang didominasi oleh warna merah mewakili karakter yang tempramental. Pada tarian ini, Klana yang merupakan orang yang serakah, penuh amarah, serta tidak dapat menjaga hawa nafsu yang divisualisasikan ke dalam gerakan langkah kaki yang panjang-panjang dan juga menghentak. Sepasang tangannya juga terbuka dan jari-jari yang selalu mengepal.
Sebagian dari gerak tarinya menggambarkan seseorang yang gagah, marah, mabuk, atau tertawa terbahak-bahak. Tarian ini dapat dipadukan dengan irama Gonjing yang kemudian dilanjutkan dengan Sarung Ilang. Pola pengadegan tarinya sama dengan topeng lainnya yang terdiri atas bagian baksarai (tari yang belum memakai kedok) serta bagian ngedok (tari yang memakai topeng).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar