Rabu, 01 Januari 2020

TARI TOPENG LOSARI


Merupakan salah satu Kesenian Daerah Cirebon yang ikut memeriahkan Festival Panji Nasional. Tari Topeng Gaya Losari mempunyai sejarah yang sangat panjang. Tari ini diciptakan oleh Panembahan Losari atau Pangeran Losari atau Pangeran Angkawijaya sekitar 400 tahun yang lalu. Pada awalnya tarian ini di ciptakan untuk menyebarkan Agama Islam.

Tari topeng losari, merupakan tari topeng yang menyatukan antara mitologi agama dengan moral manusia, yang pasrah terhadap kehendak Yang Maha Kuasa. Menjadi penari Topeng Losari bukan perkara yang mudah. Tidak sembarangan orang bisa menarikan tari topeng ini. Hanya yang memiliki garis keturunan langsung dan itupun harus melewati persyaratan dan ritual khusus baru bisa menarikan Tari Topeng Losari Cirebon ini.

Ritual yang harus dilakukan antara lain, mutih gedang artinya puasa makan pisang, puasa rawit artinya puasa yang berbuka dengan makan cabai rawit, puasa putih geni artinya puasa tidak makan tidak tidur, puasa wuwungan artinya selama puasa di kurung di dalam kamar tanpa ada yang mendatangi, puasa sedawuh artinya puasa sampai jam 12 siang. Semuanya ini dilakukan oleh Penari Tari Topeng Losari Cirebon agar nanti di dalam pementasan berjalan lancar tanpa ada halangan.

Tari Topeng Losari Cirebon dalam penampilannya menampilkan gerakan yang keras dan lembut di mana pada setiap gerak tarinya ini menggambarkan kehidupan didunia ini. Sekeras-kerasnya sikap seseorang pasti akan mempunyai sikap lembut disisi manusianya itu, dimana ini menggambarkan tentang keseimbangan antara keras dan lembut didunia ini.

Pelestarian Tari Topeng Losari Cirebon dilakukan dengan secara terus menerus dengan menampilkan tarian ini di mata masyarakat luas, karena tarian ini merupakan warisan seni dan budaya Indonesia yang harus kita jaga sampai kapanpun dan jangan sampai hilang atau punah.

Pakaian penari

Pada kebanyakan penari Topeng Cirebon terutama yang mendalami gaya-gaya tari Topeng Cirebon dari wilayah barat seperti gaya Slangit, maka akan ditemukan pakaian penarinya menggunakan kain batik khas cirebon motif mega mendung, hal ini berbeda dengan pakaian para penari Topeng Cirebon gaya Losari yang menggunakan kain batik motif parang yang merupakan motif khas batik dari budaya jawa.

Musik pengiring

Musik pengiring pada gaya Losari menggunakan gamelan yang dipengaruhi oleh budaya jawa. Pada saat tampil menari, penari Topeng Cirebon gaya Losari menjadikan kotak topeng dan para nayaga (penabuh gamelan) sebagai sebuah pusat pertunjukan, oleh karenanya banyak kelompok tari Topeng Cirebon gaya Losari yang menjaga harga diri dan kesucian ritual tariannya, beberapa kelompok tari Topeng Cirebon gaya Losari juga menolak jika pertunjukannya harus diselingi dengan pertunjukan musik dangdut atau organ tunggal sesuai dengan permintaan penonton. Berikut merupakan musik pengiring dari pagelaran tari Topeng Cirebon gaya Losari ;
  • Tetaluan (gagalan), merupakan merupakan tabuhan gamelan yang dimainkan sebelum penari atau dalang topeng muncul pada panggung tari.
  • Pamindo naek barlen.
  • Barlen, merupakan musik untuk mengiringi pagelaran lakon Patih Jayabadra dan Kili Paduganata.
  • Bendrong, merupakan musik untuk mengiringi pagelaran lakon Jingga Anom dan Tumenggung Magangdiraja.
  • Ombak banyu, merupakan musik untuk mengiringi pagelaran lakon Tumenggung Magangdiraja dari negeri Bawarna.
  • Gonjing pangebat, merupakan musik untuk mengiringi pagelaran lakon Klana Bandopati.
  • Rumyang, merupakan musik untuk mengiringi pagelaran lakon Samba dalam babak rumyang.
Gerakan tari

Pada gaya Losari, gerakan tidak hanya berpaku pada pola geometris seperti yang biasa dilakukan pada kebanyakan gaya tari Topeng Cirebon, tetapi juga menggunakan pola gerakan yang luwes. Gerakan yang menjadi khas gaya Losari di antaranya adalah :
  • Gantung sikil yaitu gerakan menaikan satu kaki dan bertumpu pada kaki lainnya dengan berjinjit selama kurang lebih sepuluh menit
  • Geleyong yaitu gerakan badan didorong ke kiri dan ke kanan dengan sesekali melenggokan badan ke belakang.
  • Naga seser yaitu gerakan kuda-kuda dimana kaki penari dibuka setengah jongkok dengan kaki kiri yang ditutupi juntaian kain.
Babak tarian

Berbeda dengan kebanyakan tingkatan babak (alur cerita) tari Topeng Cirebon dari wilayah barat yang memiliki lima tingkatan yaitu ;

1. Panji, menceritakan karakter manusia yang baru lahir 
2. Samba, menceritakan karakter anak-anak 
3. Rumyang, menceritakan karakter manusia yang bergejolak menuju kedewasaan 
4. Tumenggung, menceritakan manusia yang sudah dewasa 
5. Klana, menceritakan manusia yang dursila (memiliki emosi dan amarah jahat di dalam dirinya)

Pada gaya Losari, alur cerita atau urutan tari tidak mengutamakan pada pembabakan cerita secara watak, tetapi lebih kepada teknik dan penjiwaan karakternya. Alur cerita pada tari Topeng Cirebon gaya Losari, yaitu ;

1.    Panji Sutrawinangun

Sering disebut juga Tari Pamindo karena lagu pengiringnya Pamindo. Di Topeng Losari Tari Pamindo disebut juga sebagai Tari Panji. Diberi nama Tari Panji karena tokoh wayanganya adalah Raden Panji Sutrawinangun atau tokohnya yang disebut sebagai Raden Panji Sutrawinangun atau Sebagai Tokoh Wayang Samba di Cerita Topeng Losari. 

Tari Pamindo atau Panji Sutrawinangun menggambarkan Tentang Tokoh Raden Panji yang mempunyai karakter Lembut, Lungguh dan Kharismatik. Di topeng Losari Cirebon Panji menggambarkan sifat manusia yang baru di lahirkan, di dalamnya terkandung makna kejujuran, kepolosan dan apa adanya dan kemurnian jiwa manusia yang baru menginjak bumi, di gambarkan oleh warna kedok berwarna putih kekuningan, makna “Baru Dilahirkan” di sini menggambarkan sebuah filosofi tentang kesucian dan keagungan. Karakter dari tarian ini adalah Lanyap (Sedikit Gagah) yang di dahului oleh bagian dodoan yang halus dan hampir tidak melangkah, kedoknya berparas seorang putri cantik.

2.    Patih Jayabadra

Tarian ini mempunyai karakter setengah ponggawa (gagah dan agak kasar) kedok yang di pakai adalah kedok Patih yang berwarna merah jingga. Tokoh wayangnya adalah Patih Jayabadra dalam cerita Jaka Penjaring dan Jaka Buntek.

3.    Tumenggung Magangdiraja

Karakter dari tarian ini adalah ponggawa (gagah dan agak kasar), tokoh wayangnya adalah Tumenggung Magangdiraja dari negara Tumasik. Kedok yang dipergunakan mempunyai ekspresi galak dan berwarna putih.

4.    Klana Bandopati

Tari Klana Bandopati adalah tarian yang berkarakter kuat, gagah dan kasar sehingga membutuhkan stamina yang baik, karena jenis tariannya sangat dinamis dan lebih menitik beratkan pada penguasaan intesitas tenaga dan tekhnik gerak serta penjiwaan karakter. Tokoh wayanganya adalah Prabu Klana Bandopati dari cerita Jaka Buntek, kedoknya berwarna merah tua berparas raksasa Buas.

Ciri Khas Tari Topeng Losari
Tari Topeng gaya Losari yang membedakannya dengan tari topeng gaya Cirebon lain adalah adanya 3 gerak yang menjadi ciri khas. 

Gerak tersebut yakni gerak Galeyong, pasang Naga Seser (kuda-kuda menyamping lebar) menyerupai sikap Kathakali di India, serta sikap Gantung kaki yang mirip dengan kaki patung Dewa Shiwa sebagai Nataraja dari India yang mengharuskan penarinya memperlihatkan telapak kakinya ke samping.

Dalang tari Topeng Cirebon gaya Losari

Di dalam gaya Losari, dalang yang terkenal di antaranya adalah almarhumah Sawitri dan Dewi dari sanggar tari Topeng Cirebon Purwa Kecana, perjuangan melestarikan gaya Losari kemudian diteruskan kepada keturunannya, di antaranya Taningsih, Nur Anani, Kartini, Srinarti, Warsono dan Susana.

Sanggar Tari

Sanggar Seni Purwa Kencana, jalan batu, desa Astana Langgar, kecamatan Losari. kabupaten Cirebon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Visit Us

https://senzeyizal.blogspot.com/