Kesenian
merupakan warisan budaya dunia yang harus dilestarikan. Ada banyak jenis
kesenian, antara lain seni tari, seni musik, seni rupa, dan seni teater. Salah
satu jenis kesenian yang masih sangat kental dengan budaya Indonesia adalah
seni tari. Seni tari adalah kesenian yang bertumpu pada gerak dinamis dan
berirama untuk mengekspresikan makna tersirat dalam gerakan tersebut kepada
penonton.
Indonesia,
sebagai negara dengan keanekaragaman budaya, memiliki banyak macam tari. Dari
Sabang hingga Merauke memiliki tari daerah masing-masing. Aceh punya tari
saman, Jawa Tengah punya tari serimpi, Papua punya tari selamat datang, dan
masih banyak lagi tari-tari yang bisa dipelajari dari masing-masing daerah yang
ada di Indonesia.
Seni tari
mengandung gerakan tubuh yang estetik untuk menyampaikan pesan, pikiran,
perasaan, dan suasana tertentu. Menurut Dr. Soedarsono, tari merupakan ekspresi
jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah (estetis).
Dilihat dari
pengertian tersebut dapat diambil makna ekspresi jiwa sebagai perasaan
dan pikiran yang ingin disampaikan dan gerak ritmis adalah gerakan yang sesuai
dengan iringan, ketukan, dan irama musik yang menyertai tari tersebut sehingga
penonton dibuat terpesona, bahkan penonton diharapkan terbawa suasana dan
mengerti pesan tersirat yang ingin disampaikan dalam tari tersebut.
Selain
sebagai seni budaya, seni tari juga memiliki fungsi lain antara lain sebagai
sarana untuk upacara adat, hiburan, pendidikan, pergaulan, pertunjukkan, penyaluran
terapi, dan katarsis (pembersihan jiwa). Tiap tari pasti memiliki salah satu
fungsi tersebut.
Sebagai
contoh, tari pendet di Bali yang merupakan sarana upacara adat, dimaksudkan
untuk memberikan sesajian persembahan berupa bunga. Tari lain bisa jadi hanya
sebagai sarana hiburan masyarakat. Apapun fungsi tari tersebut, setidaknya ada
makna tersirat di baliknya.
Agar tercipta
gerakan ritmis yang estetis, unsur unsur seni tari harus diperhatikan untuk
membangun dan menciptakan gerakan tubuh tersebut. Seperti layaknya sebuah
organisasi yang punya ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota, begitupula
tari.
Ada dua
unsur-unsur seni tari yang membangunnya yaitu:
1. Unsur Utama
Unsur utama seni tari adalah unsur esensial dan pokok yang harus melekat
dalam sebuah tarian. Apabila salah satu dari unsur ini hilang atau tidak
diperhatikan, maka suatu pertunjukkan sendratari tidak akan harmonis. Rasanya
ada yang kurang, bahkan bisa jadi penonton tidak lagi dapat mengerti maksud
dari tarian tersebut.
Maka dari itu, unsur utama ini menjadi poin penting keberhasilan suatu
tari yang dibawakan. Juga, menjadi penilaian penting apabila tari ini menjadi
pertunjukkan yang dinilai oleh ahli seni. Berikut tiga unsur utama dalam seni
tari:
a.
Wiraga (raga)
Wiraga dalam bahasa Jawa berarti raga, yang dalam konteks
seni tari biasa dikenal dengan gerakan. Tarian harus menonjolkan gerakan tubuh
yang dinamis, ritmis, dan estetis. Meskipun, memang tidak semua gerakan dalam
suatu seni tari memiliki maksud tertentu. Gerak biasa atau gerak murni adalah
gerakan dalam sebuah tarian yang tidak memilki maksud tertentu, sedangkan gerak
maknawi adalah gerakan dalam sebuah tarian yang memiliki makna mendalam dan
memiliki maksud tertentu.
Secara umum, melalui gerakan penari, penonton bisa menebak
karakter yang dimainkan. Misalnya gerak memutar pergelangan tangan pada tari
yang dibawakan oleh wanita memiliki arti keluwesan atau kelembutan. Begitu pula
gerakan berdecak pinggang pada tari yang dibawakan oleh pria bisa memiliki arti
wibawa dan kekuasaan.
Tanpa gerakan, sebuah seni tari tidak memiliki makna dan
menjadi hampa karena memang yang namanya tari harus ada unsur gerakan. Maka
dari itu, wiraga termasuk ke dalam unsur utama sebuah seni tari.
b.
Wirama (irama)
Tidak mungkin sebuah seni tari hanya melulu penari bergerak
kesana kemari tanpa adanya musik yang mengiringi. Musik berfungsi untuk
mengiringi gerakan penari. Dengan adanya musik, suatu gerakan akan lebih
memiliki makna karena tercipta suasana tertentu.
Seorang penari harus bisa menari sesuai dengan irama,
ketukan, dan tempo pengiringnya sehingga bisa harmonis dan estetis di mata
penonton. Selain itu, irama juga bisa sebagai isyarat bagi penari kapan harus
memulai atau mengganti sebuah gerakan. Hal ini sangat berguna ketika sebuah
tarian dibawakan oleh banyak penari sehingga setiap penari tidak tergantung
gerakannnya pada penari lain tetapi bisa menyamakan sendiri dengan irama
pengiring.
Irama yang digunakan bisa berupa rekaman (biasa digunakan
untuk kepentingan pendidikan) ataupun iringan langsung dari instrumen musik
(seperti gamelan, kecapi, atau alat musik tradisional lain). Namun, tidak
menutup kemungkinan irama yang mengiringi tarian berupa tepukan tangan,
hentakan kaki, maupun nyanyian. Apapun bentuknya, irama digunakan sebagai
pelengkap sebuah gerakan tari. Meskipun berfungsi sebagai pengiring, irama juga
termasuk ke dalam unsur utama.
c.
Wirasa (rasa)
Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan
kepada penonton melalui gerakan dan ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang
penari harus bisa menjiwai dan mengeskpresikan tarian tersebut melalui mimik
wajah dan pendalaman karakter. Sebagai contoh, apabila karakter yang dimainkan
adalah gadis desa yang lembut maka selain gerakan yang lemah gemulai, penari
juga harus menampilkan mimik wajah yang mendukung.
Unsur ini akan makin menguatkan suasana, karakter, dan
estetika sebuah seni tari bila dikombinasikan dengan irama dan gerakan yang
mendukung. Dengan adanya rasa dalam sebuah tari, penonton bisa makin mudah
menangkap maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh penari. Maka, unsur rasa
ini tidak dapat terlepas dari unsur esensial seni tari. Tanpa adanya rasa,
makna tarian tidak akan dapat tersampaikan kepada penonton.
2. Unsur Tambahan
Setelah mengetahui unsur utama yang harus ada dalam sebuah tarian,
alangkah baiknya bila kita juga mengetahui unsur tambahannya. Memang, unsur ini
adalah pelengkap dari ketiga unsur unsur seni tari di atas tapi tidak serta
merta dapat diabaikan begitu saja karena unsur ini sangat mendukung sebuah
tarian. Bisa jadi, apabila beberapa unsur tambahan ini tidak diperhatikan juga
dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah pertunjukkan sendaratari.
a.
Tata Rias dan Kostum
Tidak mungkin sebuah pertunjukkan tarian menampilkan penari dengan kostum
dan riasan seadanya. Pasti ada riasan khusus dan kostum yang sesuai dengan
tarian dan karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini mendukung terciptanya
suasana tarian dan menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat.
b.
Pola Lantai
Tarian akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai. Tidak hanya
melulu berada di tengah panggung tapi juga bergerak kesana kemari sehingga
tidak membuat penonton bosan karena monoton. Hal ini juga sangat penting untuk
tarian yang dibawakan oleh banyak penari supaya antar penari tidak saling bertabrakan
sehingga gerakan yang ditampilakan dapat selaras, kompak, dan teratur.
c.
Setting Panggung
Seni pertunjukkan tari yang baik akan memperhatikan pengaturan
panggungnya. Hal ini penting karena dengan adanya panggung yang sesuai tarian,
tidak terlalu sempit, dan tertata rapi akan menimbulkan kesan pada penonton.
Setting panggung yang dimaksud juga termasuk pencahayaan. Sekiranya, panggung
sendratari tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap. Intinya,
penata ruangan harus bisa menyesuaikan dengan tari yang akan dibawakan.
d.
Properti
Dalam tarian tertentu, penari akan membawa properti. Properti ini
merupakan alat pendukung seperti selendang, piring, payung, lilin. Meskipun
memang tidak semua tarian menggunakan properti, unsur ini juga perlu diperhatikan
untuk mendukung visualisasi tarian.
Dengan adanya aksesoris penunjang, penonton makin yakin bahwa tarian yang
dibawakan telah dipersiapkan sebaik-baiknya. Selain itu, juga ada aksesoris
penunjang yang memudahkan penonton untuk mengetahui karakter tarian yang
dibawakan.
Demikian penjelasan mengenai unsur unsur seni tari. Baik unsur utama
maupun tambahan saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Apabila unsur-unsur tersebut diperhatikan dan dipadukan dengan harmonis maka
pesan yang ingin disampaikan kepada penonton dapat tersampaikan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar