A. Pengertian Seni Tari
Tari sendiri memiliki arti yaitu gerakan tubuh secara berirama yang dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu. Gerak adalah elemen pokok dalam seni tari, di dalamnya terdapat unsur ruang, tenaga, dan waktu.
Sangat banyak sekali aneka ragam gerakan tari di Nusantara, setiap gerakannnya memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Gerak sendiri dapat diperoleh dari eksplorasi, dengan berimajinasi, berpikir, merespon dan merasakan suatu objek yang tertangkap oleh panca indera.
B. Simbol Dalam Karya Seni Tari
Simbol dalam karya tari merupakan makna yang terkandung dalam sebuah tarian. Fungsi dari simbol dalam tari ini adalah menunjukkan ekspresi jiwa dan maksud-maksud tertentu. Simbol dalam tari terbagi menjadi empat, yaitu simbol gerak, busana, dan tata rias. Berikut penjelasannya :
1. Simbol gerak
Simbol gerak ditunjukkan untuk menyampaikan perasaan atau sebuah cerita yang terkandung. Gerakan tari dilakukan dengan banyak cara, diantaranya secara lembut gemulai, dinamis, atau patah-patah.
Teknis melakukan gerak tari juga bagian dari bentuk simbol. Tari yang digerakkan dengan lembut gemulai menunjukkan si penari menghayati dengan penuh perasaan dan kelembutan. Gerakan tari yang dilakukan secara dinamis, menunjukkan semangat, lincah, dan bertenaga. Tari yang digerakkan secara patah-patah menyimbolkan ketegasan dan kekuatan.
2. Simbol Busana
Busana merupakan salah satu simbol dalam karya seni tari. Simbol busana dapat dilihati dari keunikan desain dan ragam warnanya. Secara umum, setiap warna busana memiliki makna simbolisme masing-masing.
· Warna biru, memiliki makna kesetiaan.
· Warna merah, memiliki makna keberanian.
· Warna hitam, memiliki makna kebijaksanaan dan kematangan.
· Warna merah, memiliki makna keberanian.
· Warna putih, memiliki makna kesucian.
Selain warna pada busana yang dikenakan, dilengkapi juga dengan aksesoris dan perlengkapan tambahan lainnya, seperti berikut :
· Tambahan kain atau celana panjang.
· Mahkota atau jamang.
· Kemben
· Gelang kaki dan tangan
· Selendang
Ada empat gerakan dalam tari, yaitu :
· Gerak kepala, diantaranya : menunduk, menggeleng, menengok, berputar, menengadah.
· Gerak tangan, diantaranya : memutar pergelangan, melenggang, dan merentang.
· Gerak badan, diantaranya : condong, membungkuk, tegak, tegap.
· Gerak kaki, diantaranya : melangkah ke kiri dan kanan, berlari, berjalan di tempat, menggesek.
Contoh :
Tari Baris dari Bali, gerakan dalam tari baris menceritakan ketangguhan para prajurit Bali saat dahulu. Kedua pundak penari diangkat hingga sejajar dengan telinga. Kedua lengan selalu pada posisi horizontal dengan gerak yang tegas. Lalu gerakan khas lainnya adalah selendet atau gerakan delik mata penari yang selalu berubah. Gerakan itu mendeskripsikan sifat prajurit yang senantiasa berhati-hati dengan situasi di sekitarnya.
3. Simbol Tata Rias
Tata rias sangat dibutuhkan untuk menghias wajah agar sesuai dengan karakter tari. Simbol tata rias ini dapat dilihat setelah penari dirias. Fungsi dari simbol ini adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh lakon yang akan dibawakan, dan paling utama untuk memperkuat kesan ekspresi serta menambah daya tarik.
C. Nilai Estetis Karya Seni Tari
Estetika merupakan sebuah keindahan yang akan tercipta dalam sebuah karya seni. Nilai estetis dalam gerak tari merupakan kemampuan dari gerak tersebut untuk menciptakan sebuah pengalaman estetis. Setiap gerak tarian pasti mempunyai nilai estetis tersendiri yang dapat diulas dan dijelaskan secara cermat.
Hal yang perlu kalian pahami dalam mengamati karya seni tari adalah adanya faktor subjektif dan faktor objektif. Terciptanya estetis itu karena adanya penilaian perasaan dari pengamat. So guys, estetis akan tercipta karena adanya proses relasi antara karya seni tari dan tanggapan orang yang mengamati.
Masing-masing gerak tari di setiap daerah memiliki keunikan tersendiri, yang mana tidak bisa lepas dari pengaruh budaya yang terdapat didaerah tersebut. Contohnya seperti tari Jawa yang gerak matanya selalu mengarah ke bawah, tari Bali yaitu matanya yang melotot menjadi ciri khas tersendiri, lalu ada juga tari saman dari Aceh yang memiliki gerakan sangat cepat sebagai ciri khasnya.
D. Jenis Jenis Tari Berdasarkan Penyajian
1. Tari tradisional
Tari tradisional merupakan tari yang berkembang dalam suatu daerah tertentu yang dilestarikan secara turun menurun oleh masyarakat setempat. Pada umumnya, tari tradisional mempunyai nilai sejarah yang kuat, pedoman yang luas dan bertahan pada adaptasi kebudayaan lingkungan sekitar terciptanya sebuah tari.
Tari tradisional diklasifikasikan lagi menjadi 3, yaitu Tari Rakyat, Tari Klasik, dan Tari Kreasi baru. Berikut penjelasannya :
a. Tari rakyat
Tari rakyat adalah salah satu dari jenis tari tradisional. Tari rakyat ini merupakan karya seni tari yang tercipta dan lahir dari kebudayaan masyarakat lokal. Hidup dan berkembang sejak zaman primitif dan dilestarikan secara turun menurun hingga sekarang. Tari rakyat ini dikenal juga dengan sebutan tari Folklasik.
Pada umumnya mempunyai beberapa ciri khas tersendiri, diantaranya yaitu kental akan nuansa kondisi masyarakat, mengacu pada kebudayaan dan adat masyarakat, serta gerak, rias, dan busana yang dikemas dengan sederhana.
b. Tari Klasik
Tari klasik adalah jenis dari tari tradisional yang tercipta dan lahir di lingkungan kerajaan atau bangsawan, seperti lingkungan keraton jika di Indonesia. Tari klasik ini berkembang sejak zaman feodal dan dilestarikan secara turun menurun di kalangan bangsawan.
Ciri khas dari tari klasik adalah berpacu pada standardisasi tertentu, mengandung nilai estetis yang tinggi, dan disajikan dengan penampilan yang glamour atau mewah, mulai dari gerak, tata rias, hingga busana yang dikenakan.
c. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru merupakan tari klasik yang diaransemen, lalu dikembangkan kembali menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun dalam mengaransemen tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Pada umumnya, tari kreasi baru diciptakan oleh para ahli karya seni tari, seperti Sauti dan Bagong Kusudiarjo.
E. Jenis Jenis Tari Berdasarkan Fungsi
Tari yang merupakan seni budaya juga memiliki fungsi. Gerakan tari yang menjadi media untuk menyampaikan fungsi tersebut. Berdasarkan fungsinya, tarian di Indonesia diklasifikasi menjadi 3, yaitu :
1. Tari sebagai sarana upacara
Tari sebagai upacara ini merupakan tarian yang biasa dipentaskan dalam upacara-upacara adat suatu daerah. Berikut contohnya :
a. Tari Kecak
Tari Kecak adalah tarian yang digunakan dalam upacara adat tertentu. Tari Kecak ini merupakan tarian khas Bali. Biasa dipentaskan saat upacara pembukaan atau penutupan sebuah acara besar.
b. Tari Gambuh
Tari Gambuh, juga merupakan tarian yang berasal dari Bali. Tarian ini dipentaskan saat upacara odalan, hajatan keluarga bangsawan, ngaben, dan lainnya.
2. Tari sebagai sarana hiburan
Tari sebagai sarana hiburan adalah tarian yang berfungsi dipentaskan untuk dijadikan sebagai sarana media hiburan para masyarakat. Berikut contohnya :
a. Tari Topeng
Tari Topeng merupakan tradisional yang berasal dari Jawa Barat, lebih tepatnya tarian ini lahir di Cirebon. Dinamakan tari topeng karena memang penarinya memakai topeng saat tampil. Tarian ini seringkali dipertunjukkan sebagai hiburan dalam acara hajat masyarakat Cirebon.
b. Tari Merak
Tari Merak adalah tari tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Tarian ini mendeskripsikan keindahan dan kecantikan burung merak, biasa dipertunjukkan sebagai saran hiburan masyarakat Jawa Barat.
c. Tari Jaipong
Tari Jaipong adalah tarian hiburan yang juga berasal dari Jawa Barat, tepatnya yaitu dari daerah Karawang. Tari Jaipong ini diciptakan oleh H. Juanda pada tahun 1976.
3. Tari sebagai sarana media pertunjukan
Tari sebagai sarana media pertunjukan merupakan tari yang memiliki fungsi untuk dipentaskan kepada masyarakat luas. Dengan pertunjukan yang benar-benar disiapkan sebelum dipentaskan, masyarakat akan menikmati keindahan-keindahan yang diungkapkan melalui gerak tari. Berikut contohnya :
a. Tari Gambyong
Tari Gambyong adalah tarian klasik yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Tarian ini dipentaskan sebagai media pertunjukan, di mana tarian ini menggambarkan sifat wanita yang diungkapkan dengan gerak halus, terampil, dan lembut serta lincah.
b. Tari Golek Menak
Tari Golek, juga merupakan tarian klasik yang memiliki fungsi sebagai media pertunjukan. Tari Golek ini berasal dari Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
c. Tari Piring
Tari piring atau biasa disebut dengan Tari Piriang dalam bahasa Minangkabau. Tari Piring ini berasal dari Kota Solok, Sumatera Barat. Tarian yang menggunakan media pokoknya piring ini merupakan tarian yang memiliki fungsi sebagai media pertunjukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar